Senin, 14 November 2016

ilmu kesehatan


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ ILMU KESEHATAN ’’.
Sedangkan maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan sarana pembelajaran agar Mahasiswa/i lebih giat dan mempermudah di dalam belajar serta memberikan konstribusi yang positif terhadap mata kuliah yang bersangkutan di perguruan tinggi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para pembaca, khususnya mahasiswa/i dan kami mengharapkan semoga dapat mempergunakan makalah ini dengan sebaik-baiknya, serta bermanfaat bagi mahasiswa/i dalam rangka perbaikan makalah ini yang jauh lebih baik lagi.




                                                

Samarinda, 24 Desember 2013

                                                                                    Penyusun






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................    1          
DAFTAR ISI......................................................................................................................    2          
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................         3
BAB II ISI PENGERTIAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT SERTA INDIKATORNYA                        5
BAB III KESEHATAN LINGKUNGAN FISIK DAN LINGKUNGAN SOSIAL......    8
A.    Pengertian Lingkungan Sosial dan Lingkungan Fisik......................................    8
BAB IV PEMBINAAN KESEHATAN MELIPUTI PROMOTIF, PREFENTIF, KURATIF, DAN REHABILITATIF.............................................................................................................    9
BAB V PNDIDIKAAN KESEHATAN DAN LAYANAN KESEHATAN..................    11
BAB VI KESEHATAN KULIT, RAMBUT, KUKU, MATA, TELINGA, MULUT, GIGI, DAN HIDUNG     .......................................................................................................................................... 15
BAB VII PENYAKIT INFEKSI DAN NON INFEKSI.................................................    21
BAB VIII PERUBAHAN FISIK DAN MENTAL REMAJA........................................    24
BAB IX  PERUBAHAN HORMONAL, PERTUMBUHAN SEKS, DAN PERILAKU SEKS REMAJA         .......................................................................................................................................... 27
BAB X POLA PERGAULAN HIDUP SEHAT DAN TIDAK SEHAT SERTA AKIBATNYA (KEBIASAAN MEROKOK, NARKOTIKA, KONSUMSI ALKOHOL, DAN OBAT-OBATAN)......    29
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................    33








BAB 1

PENDAHULUAN

Pada masa lalu, sebagian besar individu dan masyarakat memandang sehat dan sakit sebagai sesuatu Hitam atau Putih. Dimana kesehatan merupakan kondisi kebalikan dari penyakit atau kondisi yang terbebas dari penyakit. Anggapan atau sikap yang sederhana ini tentu dapat diterapkan dengan mudah; akan tetapi mengabaikan adanya rentang sehat-sakit.

Pendekatan yang digunakan pada abad ke-21, sehat dipandang dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki kekua­saan, hubungan kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).

Konsep sehat dan upaya kesehatan yang dianut dunia telah banyak bergeser. Di Indonesia, pergeseran cara penanganan kesehatan masyarakat tak bisa cepat diikuti karena kekurangan orang yang mampu menerjemahkan berbagai konsep kesehatan menjadi kebijakan yang bisa diterapkan. Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen esehatan telah menyelenggarakan seragkaian informasi di bidang kesehatan guna meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadikannya lebih efisien, efektif serta terjangkau oleh masyarakat. Berbagai model pembiayaan kesehatan, sejumlah program intervensi teknis bidang kesehatan, serta perbaikan organisasi dan manajemen telah diperkenalkan. Guna memperegas rumusan Visi Indonesia Sehat telah ditetapkan indicator-indikatornya secara lebih terinci Disamping itu, telah ditetapkan pula target yang ingin dicapai. Indicator-indikator yang telah ditetapkan itu digolongkan ke dalam : 
(1) Indikator Derajat Kesehatan sebagai hasi akhir yang terdiri atas indicator-indikator untuk mortalitas, Morbiditas dan status gizi;
 (2) Indikator hasil antara yang terdiri atas indicator-indikator untuk keadaan lingkungan, perlaku hidup, akses dan Mutu pelayanan Kesehatan; serta
 (3) Indikator proses dan masukan yang terdiri atas indicator-indicator untuk pelayanan kesehatan Sumber Daya Kesehatan dan kontribusi sector terkait.


















BAB II
A. Pengertian sehat dan sakit serta indicator sehat
PEMBAHASAN
1.   Sehat menurut WHO 1974. Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, social bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
2.   UU N0. 23/1992 tentang kesehatan.  kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan  social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
3.   Pepkin’s. Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian,sehingga dapat mengatasi ganggua dari  luar.
4.   Kesehatan mental menurut UU No.3/1961 adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain
5.   Kesehatan social adalah suatu kemampuan untuk hidup bersama dengan masyarakat dilingkungannya.
6.   Kesehatan fisik adalah suatu keadaan dimana bentuk fisik dan fungsinya tidak ada ganguan sehingga memungkinkan perkembangan psikologis, dan social serta dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan optimal.
Sesuai dengan pengertian sehat di atas dapat di simpulkan bahwa kesehatan terdiri dari 3 dimensi yaitu fisik, psikis dan social yang dapat diartikan secara lebih positif, dengan kata lain bahwa seseorang diberi kesempatan untuk mengembangkan seluas-luasnya kemampuan yang dibawanya sejak lahir untuk mendapatkan atau Mengartikan sehat.
Meskipun terdapat banyak pengertian/definisi, konsep sehat adalah tidak standart atau baku serta tidak dapat diterima secara mutlak dan umum. Apa yang dianggap normal oleh seseorang masih mungkin dinilai abnormal oleh orang lain, masing-masing orang/kelompok/masyarakat memiliki patokan
tersendiri dalam mengartikan sehat. Apa yang dianggap normal oleh seseorang masih mungkin dinilai abnormal oleh orang lain, masing-masing orang/kelompok/masyarakat memiliki patokan tersendiri dalam mengartikan sehat. Banyak orang hidup sehat walau status ekonominya kekurangan, tinggal ditempat yang kumuh dan bising, mereka tidak mengeluh adanya gangguan walau setelah ditimbang berat badanya dibawah normal. Penjelasan ini menunjukan bahwa konsep sehat bersifat relatif yang bervariasi sangat luas antara sesama orang walau dalam satu ruang/wilayah. 
Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis. Kesehatan sebagai suatu spectrum merupakan suatu kondisi yang fleksibel antara badan dan mental yang dibedakan dalam rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna. 
Sehat sebagai suatu spectrum, Pepkins mendefinisikan sehat sebagai keadaan keseimbangan yang dinamis dari badan dan fungsi-fungsinya sebagai hasil penyesuaian yang dinamis terhadap kekuatan-kekuatan yang cenderung menggangunya. Badan seseorang bekerja secara aktif untuk mempertahankan diri agar tetap sehat sehingga kesehatan selalu harus dipertahankan.
7.  Perkins mendefinisikan sakit sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa   seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivtas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani dan social
8.  Oxford English Dictionary mengartikan sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.

B. Indikator Sehat Sementara itu masyarakat mulai mempertanyakan apakah indikator-indikator kesehatan yang digunakan dewasa ini yaitu IMR, CDR, Life expectancy masih cocok disebut sebagai indikator kesehatan penduduk. Untuk dapat menilai berapa banyak penduduk yang sehat tidak mungkin digunakan angka kematian dan angka kesakitan penduduk. Untuk dapat mengukur status kesehatan penduduk yang tepat perlu digunakan indikator positif(sehat), dan bukan hanya indikator negatif (sakit, mati) yang dewasa ini masih dipakai. WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu pada 4 hal sebagai berikut: 
a.     melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang, 
b.    mengukur kemampuan fisik seseorang seperti kemampuan aerobik, ketahanan, kekuatan dan kelenturan sesuai dengan umur. 
c.     penilaian atas kesehatan sendiri dan 
d. Indeks Massa Tubuh (BMI): B.kg / (T.m2)Dewasa ini mulai dipertanyakan keterkaitan antara IMR yang rendah dengan bayi sehat Penelitian di Afrika menemukan bahwa 26% dari bayi yang dapat diselamatkan (tidak mati) ternyata cacat.
Demikian halnya dengan peningkatan umur harapan hidup waktu lahir. WHO menegaskan bahwa peningkatan umur harapan hidup itu harus diartikan sebagai bertambahnya produktivitas dan bukan sekedar bertambah umur tapi sakit-sakitan. WHO menyebutkan bahwa perpanjangan umur harus diartikan sebagai ”add life to years rather than merely add years to life” Di samping itu penambahan umur harus pula diartikan sebagai penambahan ”years of disability free life” dan bukan penambahan “years of disabled life”. Sebagai indikator Perilaku Sehat Skala Nasional Pusat Promosi Kesehatan bekerjasama dengan badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.



BAB 3
Kesehatan lingkungan fisik dan lingkungan sosial
·            Pengertian Lingkungan Sosial
Lingkungan social adalah lingkungan antar manusia yang meliputi : Pola-pola hubungan social serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan special (ruang). Contohnya ; interaksi manusia di RT,RW tempat kuliah, tempat kerja. Tersebut (termasuk perilaku manusia didalamnya) dan oleh tingkat rasa integrasi merka yang berada berada didalamnyaKesehatan sosial individu mengacu pada “bahwa kesejahteraan dimensi individu yang menyangkut bagaimana ia bisa bergaul dengan orang lain, bagaimana orang lain bereaksi terhadap dia, dan bagaimana ia berinteraksi dengan lembaga-lembaga sosial dan adat-istiadat masyarakat” (Russell 1973, hal 75). 
Definisi ini luas-ini menggabungkan unsur-unsur kepribadian dan keterampilan sosial, mencerminkan norma-norma sosial, dan dikenakan hubungan yang dekat dengan konsep-konsep seperti “kesejahteraan,” penyesuaian “,” dan “fungsi sosial.”
 Lingkungan sosial yang sehat adalah lingkungan dimana manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.
·      Pengertian lingkung fisik
Semua keadan yang terdapat di sekitar tempat hidup, yang akan mempengaruhi pada indifidu tersebut baek secara langsung maupun tidak langsung.
Contohnya: lingkungan  rumah, kantor, sekolah dll.





BAB 4
Pendididikan kesehatan meliputi promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitatif
·         Preventif (pencegahan) adalah mencegah jangan sampai terkena penyakit atau menjaga orang yang sehat agar tetap sehat, Misalnya yang paling sederhana melakukan cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar akan mencegah terjadinya penyakit diare
·         Promotif (peningkatan) adalah meningkatkan agar status status kesehatan menjadi semakin meningkat, misalnya pemberian inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif yang dapat membantu meningkatkan kekebalan terhadap penyakit karena kolostrum dan zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI. Agar anak tidak mudah terkena penyakit, begitu cerita ya om dan tante Perbedaan lain yang cukup mencolok adalah kesehatan masyarakat mengambil obyek sasaran kesehatannya yaitu masyarakat atau komunitas (skala makro) sedangkan kedokteran menangani individu (skala mikro).
·         Kuratif (pengobatan) digunakan untuk orang-orang sakit atau dengan kata yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik dan psikis. Misalnya balita yang menderita pneumonia tentu membutuhkan pengobatan antiobiotik. Penyakit ini akan mengganggu tumbuh kembang balita tersebut ; Balita tidak suka makan yang mungkin berakibat pada penurunan status gizi balita.
·         Rehabilitatif (pemulihan) adalah proses menjaga agar seorang yang sudah sembuh (belum 100% sembuh) kembali bugar seperti semula. Misalnya untuk balita sakit pneumonia membutuhkan asupan gizi yang adekuat terutama protein untuk proses penyembuhan serta pemulihan dari penyakitnya. Balita yang sering sakit akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya. Jadi om dan tante sebenarnya tugas kesehatan masyarakat itu lebih sulit dibandingkan kedokteran karena obyek dari kesehatan masyarakat yang lebih luas yaitu masyarakat secara umum atau suatu komunitas. Kita harus berusaha ekstra keras untuk menyadarkan masyarakat yang sehat agar mampu dan mau untuk menjaga kesehatannya, karena sesungguhnya menjaga kesehatan itu lebih sulit dari pada mengobati. Karena menyangkut pola prilaku hidup sehat. dan kebiasaan mencari dan mendapatkan pelayanan kesehatan. Seseorang baru akan mencari pelayanan kesehatan apabila sudah mengalami sakit



.

















BAB 5 
Pendidikan Kesehatan dan  Layananan  Kesehatan
·         Pendidikan Kesehatan 
1.      Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan kesehatan memotifasi seseorang untuk menerima informasi kesehatan dan berbuat sesuai dengan informasi tersebut agar mereka menjadi lebih tahu dan lebih sehat (Budioro,1998). Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi proses perkembangan atau perubahan kearah yang lebih tahu dan lebih baik pada diriindividu. Pada kelompok  masyarakat dari tidak tahu tentang nilai- nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi sendiri masalah- masalah kesehatan menjadi mampu (Purwanto, 1999). Berdasarkan pengertiaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal. 
2.   Tujuan Pendidikan Kesehatan  Menurut WHO (1954) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), tujuan pendidikan kesehatan adalahuntuk meningkatkan status kesehatan dan  mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan 6 yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan. Secara umum tujuan dari pendidikan  kesehatan adalah mengubah perilaku  individu atau masyarakat dibidang  kesehatan. Tujuan ini dapat diperinci lebih lanjut antara lain, menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimasyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok mengadakan kegiatan untuk  mencapai tujuan hidup sehat, mendorong pengembangan dan menggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada (Herawani, 2001). Sedangkan menurut Machfoed  (2005), pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan, yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju  hal- hal yang positif secara terencana melalui proses belajar. Perubahan tersebut mencangkup antara lain pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui proses pendidikan kesehatan. Pada hakikatnya dapat berupa emosi, pengetahuan, pikiran keinginan, tindakan nyata dari individu, kelompok dan masyarakat. Pendidikan kesehatan merupakan aspek penting dalam meningkatkan pengetahuan keluarga tentang garam beryodium dengan melakukan pendidikan  kesehatan berarti petugas kesehatan membantu keluarga dalam mengkonsumsi garam yang beryodium untuk meningkatkan derajat kesehatan. 
3.   Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2000) bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor penguat. Faktor predisposisi meliputi pendidikan, ekonomi (pendapatan), hubungan sosial (lingkungan, sosial, budaya) dan pengalaman. Pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang dengan pendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari pendidikan kesehatan. Pada status ekonomi dalam keluarga mempengaruhi daya beli keluarga dalam memenuhi kebutuhan, semakin tinggi pendapatan keluarga akan lebih mudah tercukupi konsumsi garam beryodium dibanding dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan pada keluarga. Selanjutnya pada hubungan sosial (lingkungan, sosial, budaya), manusia adalah makhluk sosial dimana kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Keluarga yang berinteraksi secara langsung akan lebih besar terpapar informasi. Sehingga lingkungan sekitar mempengaruhi untuk mengkonsumsi garam beryodium. Sedangkan pada pengalaman keluarga tentang garam beryodium diperoleh dari tingkat kehidupan keluarga dalam mengkonsumsi garam beryodium (Notoatmodjo, 2000). Faktor kedua yang dapat mempengaruhi perilaku adalah faktor pendukung, mencakup ketersediaan sumber- sumber dan fasilitas yang 8 memadai. Sumber- sumber dan fasilitas tersebut harus digali dan dikembangkan dari keluarga itu sendiri. Faktor pendukung ada dua macam yaitu fasilitas fisik dan fasilita sumum. Fasilitas fisik yaitu fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat- obatan. Sedangkan fasilitas umum yaitu media massa meliputi TV, radio, majalah, ataupun flamlet (Notoatmodjo, 2000). Faktor penguat sebagai faktor ketiga yang mempengaruhi perilaku kesehatan meliputi sikap dan perilaku petugas. Semua petugas kesehatan baik dilihat dari jenis dan tingkatannya pada dasarnya adalah pendidik kesehatan. Karenanya, petugas kesehatan harus memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai kesehatan. Selain itu perilaku tokoh masyarakat juga dapat merupakan panutan orang lain untuk berperilaku sehat (Notoatmodjo, 2000). Selain faktor- faktor tersebut, menurut Purwanto (1999) faktor keturunan dan lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan pembawaan atau perilaku seseorang. 
4.   Proses Pendidikan Kesehatan Dalam  proses pendidikan kesehatan terdapat tiga persoalan pokok yaitu masukan (input), proses dan  keluaran (output). Masukan (input) dalam pendidikan kesehatan menyangkut sasaran belajar yaitu individu, kelompok dan masyarakat dengan berbagai latar belakangnya. Proses adalah  mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan dan perilaku pada diri subjek belajar.Dalam proses pendidikan kesehatan terjadi timbal balik berbagai faktor antara lain adalah pengajar, tehnik 9 belajar dan materi atau bahan pelajaran. Sedangkan keluaran merupakan kemampuan sebagai hasil perubahan yaitu perilaku sehat dari sasaran didik melalui pendidikan kesehatan (Notoatmodjo,2003). 
5.   Metode Pendidikan Kesehatan  Menurut Notoatmodjo (2003), metode pembelajaran dalam pendidikan kesehatan dipilih berdasarkan tujuan pendidikan kesehatan, kemampuan perawat sebagai tenaga pengajar, kemampuan individu, kelompok, masyarakat, besarnya kelompok, waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan, dan ketersediaan fasilitas pendukung. Metode pendidikan kesehatan dapat bersifat pendidikan individual, pendidikan kelompok dan pendidikan massa. Metode yang sering digunakan dalam pendidikan kesehatan yaitu bimbingan dan penyuluhan, wawancara, ceramah, seminar, simposium, diskusi kelompok, buzz group, curah gagas, forum panel, demonstrasi, simulasi, dan permainan peran. 
6.   Sasaran Pendidikan Kesehatan Sasaran pendidikan kesehatan adalah masyarakat atau individu baik yang sehat maupun sakit. Sasaran pendidikan kesehatan tergantung pada tingkat, dan tujuan penyuluhan yang diberikan. Lingkungan pendidikan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai lembaga dan organisasi masyarakat (Notoatmodjo, 2003).




















BAB 6
Kesehatan kulit, rambut kuku, mata, telinga, gigi, dan hidung
·         Kulit
1.      Pengertian Kulit 
Kulit merupakan organ  terbesar dalam tubuh, luasnya sekitar 2 m2. Ketebalan  pada setiap bagian 
tubuh berbeda-beda (0,5-5 mm) dan rata-rata ketebalannya 1-2 mm
2.      Struktur Kulit
a.       Epidermis
Lapisan epidermis terdiri dari epitel squamosa, dan tidak mengandung pembuluh darah. Lapisan ini terdiri atas lima lapisan yaitu:
1) Stratum Korneum
2) Stratum Lusidum
3) Stratum Granulosum
4) Stratum Spinosum
5) Stratum Basale
      b.  Dermis
Lapisan dermis merupakan bagian tersbesar dari komposisi
Hipodermis/Subkutan
Lapisan hypodermis atau lapisan subkutan terdiri dari jaringan adipose, banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat dan dasar dari folikel rambut
3. Fungsi kulit
a. Melindungi tubuh dari masuknya mikroorganisme
b. Menutupi dan melindungi organ-organ dibawahnya
c. Pengaturan suhu.
d. Ekskresi
f. Sensori persepsi
    e. Sintesis
4.Macam -macam penyakit kulit Ada macam-macam penyakit kulit antara 
lain:
1.Kudis. Kudis disebabkan oleh binatang kecil berbentuk bulat, pipih yang kita kenal dengan nama tungau. Gejala awal munculnya kudis adalah adanya lubang seperti luka pada permukaan kulit, berasa gatal dan kemerahan. Cara penular: Kudis dapat menular melalui pakaian, handuk, seprai, dan lain-lain. Cara pencegahan:mencuci barang-barang seperti pakaian, handuk,sepraidengan bersih 

·         Kesehatan Rambut
Pengertian Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit.
Beberapa cirri jenis rambut dan cara perawatanya 

Rambut normal
Ciri-ciri:
a.Sehat berkilau
b. Mudah ditata, bentuknya tetap terjaga
Perawatan:
Keramas dengan shampoo seimbang ketika kotor
2.Rambut kering
Ciri-ciri:
a. Kusam
b. Terasa kusut dan sulit disisir
c. Bercabang
Perawatan: Keramas hanya jika kotor



·         Kuku
Seberapa cepat kuku seseorang tumbuh tergantung pada beberapa faktor. Kuku tumbuh lebih cepat di musim panas daripada musim dingin. Rata-rata, kuku tumbuh 2 sampai 3 milimeter dalam satu bulan. Penyakit ketidakseimbangan hormon, dan penuaan dapat memperlambat pertumbuhan kuku.

Merawat Kuku Tangan 
- Stress dapat mempengaruhi kondisi  kesehatan kuku.
- Jangan gunakan kuku anda sebagai alat.
- Lindungi kuku anda ketika melakukan  pekerjaan rumah tangga. 
- Hentikan kebiasaan menggigit kuku.
- Jangan biarkan kuku tumbuh terlalu Panjang.

·         GIGI DAN MULUT
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak – anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makan, jangan terlalu banyak makan makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke dokter gigihendaknya dilakukan teratur setiap 6 bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan. Gusi seperti gigi berlubang dan karang gigi serta masalah bau mulut.

·         Telinga
Telinga adalah organ pendengaran yang memiliki tiga bagian: telinga luar (bagian yang kita lihat di sepanjang sisi kepala kita di belakang pelipis), telinga tengah, dan telinga bagian dalam. Mendengar melibatkan semua bagian telinga serta korteks pendengaran di otak. Telinga luar membantu mengkonsentrasikan getaran udara pada gendang telinga dan membuatnya bergetar. Getaran ini diteruskan oleh serangkaian tulang kecil di telinga tengah ke telinga bagian dalam. Di sana mereka merangsang serat-serat saraf pendengaran untuk mengirimkan impuls ke otak

·         Hidung
Secara anatomi, hidung (latin = nasale) adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernapasan. Hidung sebagai suatu istilah, dapat juga digunakan untuk menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara.
Bagian- bagian hidung adalah :
1.      Saraf pembau yg terletak pada selaput lendir di rongga hidung atas, kerang hidung atas dan perrmukaan atas kerang hidung tengah.
2.      Selaput lender, berfungsi untuk menahan kotoran yg terbawa oleh udara yg kita hirup
3.       Bulu – bulu hidung, berfungsi utk menahan kotoran yg terbawa oleh udara yg kita hirup.


Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat kimia yang berupa gas.di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.

·         Mata 
Mata adalah jendela dunia. Karena melalui mata kita bisa melihat banyak hal. Sebagai organ penting  dan vital, kita harus selalu menjaga kesehatan mata kita supaya terhindar dari berbagai macam penyakit mata. Tidak semua orang menyadari hal ini sehingga tidak mengherankan bila masih terdapat masyarakat yang melakukan cara - cara salah dalam mengobati penyakit mata. Penanganan serta pengobatan penyakit mata yang salah bisa berakibat sangat fatal karena selain memperparah keadaan mata juga resiko paling vatal adalah dapat menyebabkan kebutaan.

Penyakit mata yang umum terjadi adalah penyakit mata merah. Umumnya penyakit mata yang tergoong penyakit mata biasa ini disebabkan oleh:
  • Menggosok mata memakai tangan yang kotor atau memakai kain yang kotor sehingga menyebabkan terjadinya infeksi
  • Tidak melindungi mata  selama bekerja, misal pada saat mengelas, menggergaji, membelah batu, dll
  • Tidak mengkonsumsi makanan yang beribang, yaitu cukup vitamin A dan buah - buahan
  • Pada anak - anak, terkadang mereka mendapatkan luka pada mata sewaktu bermain dengan mainan mereka

Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menghindari terkena penyakit mata:
  • Orang harus menjaga dan melindungi muka dengan tangannya agar tetap bersih
  • Tidak menggosok mata dengan jari - jari atau kain yang digunakan untuk membersihkan atau mengeringkan bagian - bagian lain dari badan kita
  • Rutin mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A
  • Gunakan kacamata / pelindung mata pada saat berada di daerah yang berdebu serta terpapar sinar matahari
  • Karena penyakit mata umumnya menular, maka sebisa mungkin menghindari berkumpul atau melakukan kontak denga penderita penyakit mata
  • Bila terdapat kotoran pada mata, bersihkan mata dengan menggunakan kapas yang sudah dicelupkan air bersih. Gunakan kapas yang berbeda untuk membersihkan mata  sebelah kanan dan mata sebelah kiri















BAB 7
Penyakit Infeksi dan Non Infeksi dan Contohnya

·         Penyakit Infeksi

penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah  penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virusbakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). cara cara penularan penyakit: 1.Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit) Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain: 1.Penyakit kelamin 2.Rabies 3. Trakoma 4. Skabies 5. Erisipelas 6. Antraks 7. Gas-gangren 8. Infeksi luka aerobik 9. Penyakit pada kaki dan mulut Pada penyakit kelamin seperti GO, sifiis, dan HIV, agen penyakit ditularkan langsung dan seorang yang infeksius ke orang lain melalui hubungan intim. Cara memutuskan rantai penularannya adalah dengan mengobati penderita dan tidak melakukan hubungan intim dengan pasangan bukan suami atau istri. Khusus untuk HIV, jangan mempergunakan alat suntik bekas dan menggunakan darah donor penderita HIV. 2. Melalui Media Udara Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui udara pernapasan disebut sebagai air borne disease. Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain: a. TBC Paru b. Varicella c. Difteri d. Influenza e. Variola f. Morbili g. Meningitis h. Demam skarlet i. Mumps j. Rubella k. Pertussis Cara pencegahan penularan penyakit antara lain memakai masker, menjauhi kontak serta mengobati penderita TBC yang sputum BTA-nya positif. 3. Melalui Media Air Penyakit dapat menular dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air disebut sebagai water borne disease atau water related disease. Agen Penyakit: 1. Virus : hepatitis virus, poliomielitis 2. Baktcri : kolera, disentri, tifoid, 3 Protozoa : amubiasis, giardiasis 4. Helmintik : askariasis, penyakit cacing cambuk, penyakit hidatid 5. Leptos
·         Non infeksi

Penyakit tidak menular dipakai dengan maksud untuk membedakan kelompok penyakit – penyakit lainnya yang tidak termasuk dalam penyakit menular. Istilah penyakit tidak menular (PTM) kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan lainnya, seperti : 
1.      Penyakit kronis
2.      Penyakit noninfeksi
3.      New communicable diseases
4.      Penyakit degeneratif
5.      Penyakit perilaku
Kesamaan penyebutan ini tidaklah sepenuhnya memberi kesamaan penuh antara satu dengan lainnya. Penyakit kronis dapat dipakai untuk PTM karenakelangsungan PTM biasanya bersifat kronis (menahun) atau lama. Namun demikian ditemukan juga penyakit tidak menular yang kelangsungannya mendadak / akut, misalnya keracunan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mempergunakan istilah penyakit kronis untuk penyakit – penyakit tidak menular. Yang dimaksud dengan penyakit kronis ini memang jenis – jenis penyakit yang bersifat kronis, dan tidak memperhatikannya dari segi apakah menular atau tidak.
Nama penyakit non infeksi dipakai karena proses patologi PTM bukanlah suatu proses infeksi yang dipicu oleh mikroorganisme. Hanya saja tidak berarti bahwa kejadian PTM tidak ada hubungannya dengan peranan mikroorganisme. Proses patologi PTM mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan jenis penyakit masing – masing.
Disebut juga sebagai penyakit degeneratif karena kejadiannya bersangkutan dengan proses degenerasi atau ketuaan, sehingga PTM banyak ditemukan pada usia lanjut. Karena perlangsungannya yang lama, menyebabkan PTM berkaitan dengan proses degeneratif yang berlangsung sesuai waktu / umur.
Sementara itu ada yang secara populer ingin menyebutnya sebagai ‘new communicable disease’ karena penyakit ini dianggap dapat menular, yaitu melalui gaya hidup. Gaya hidup dalam dunia modern dapat menular dengan caranya sendiri, tidak seperti penularan klasik penyakit menular yang lewat suatu rantai penularan tertentu. Gaya hidup didalamnya dapat menyangkut pola makankehidupan seksual, dan komunikasi global. Perubahan pola makan telah mendorong perubahan peningkatan penyakit jantung yang berkaitan dengan makan berlebih atau kolesterol tinggi.

Karakteristik Penyakit Tidak Menular (PTM) :
Berbeda dengan Penyakit Menular, PTM mempunyai beberapa karakteristik tersendiri seperti 
1.      Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu
2.      Masa inkubasi pangjang dan laten
3.      Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronis)
4.      Banyak menghadapi kesulitan diagnosis
5.      Mempunyai variasi yang luas










BAB 8
Perubahan Fisik dan Mental Remaja

Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan. 
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.

·         Perubahan Fisik
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks. Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki Terjadinya haid pada remaja perempuan (menarche)
2. Tanda-tanda seks sekunder
Remaja laki-laki
• Perubahan suara
• Tumbuhnya jakun
• Dada lebih besar
• Badan berotot
• Tumbuhnya kumis, cambang, rambut disekitar kemaluan dan ketiak.
Remaja Perempuan
• Pinggul melebar
• Pertumbuhan rahim
• Payudara membesar
• Tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan

·         Perubahan  Mental Remaja

Perubahan psikoseksual
Produksi hormon testosteron dan hormon estrogen mempengaruhi fungsi otak, emosi, dorongan seks dan perilaku remaja. Selain timbulnya dorongan seksual yang merupakan manifestasi langsung dari pengaruh hormon tersebut, dapat juga terjadi modifikasi dari dorongan seksual itu dan menjelma dalam bentuk pemujaan terhadap tokoh-tokoh olah raga, musik, penyanyi, bintang film, pahlawan, dan sebagainya.
Remaja sangat sensitif terhadap pandangan teman sebaya sehingga ia seringkali membandingkan dirinya dengan remaja lain yang sebaya, bila dirinya secara jasmani berbeda dengan teman sebayanya maka hal ini dapat memicu terjadinya perasaan malu atau rendah diri.
Kegagalan pembentukan identitas diri
Menurut Piaget, awal masa remaja terjadi transformasi kognitif yang besar menuju cara berpikir yang lebih abstrak, konseptual, dan berorientasi ke masa depan (future oriented). Remaja mulai menunjukkan minat dan kemampuan di bidang tulisan, seni, musik, olah raga, dan keagamaan. Erikson dalam teori perkembangan psikososialnya menyatakan bahwa tugas utama di masa remaja adalah membentuk identitas diri yang mantap yang didefinisikan sebagai kesadaran akan diri sendiri serta tujuan hidup yang lebih terarah. Mereka mulai belajar dan menyerap semua masalah yang ada dalam lingkungannya dan mulai menentukan pilihan yang terbaik untuk mereka seperti teman, minat, atau pun sekolah. Di lain pihak, kondisi ini justru seringkali memicu perseteruan dengan orangtua atau lingkungan yang tidak mengerti makna perkembangan di masa remaja dan tetap merasa bahwa mereka belum mampu serta memperlakukan mereka seperti anak yang lebih kecil.
Secara perlahan, remaja mulai mencampurkan nilai-nilai moral yang beragam yang berasal dari berbagai sumber ke dalam nilai moral yang mereka anut, dengan demikian terbentuklah superego yang khas yang merupakan ciri khas bagi remaja tersebut sehingga terjawabpertanyaan ’siapakah aku?’ dan ’kemanakah tujuan hidup saya?’
Bila terjadi kegagalan atau gangguan proses identitas diri ini maka terbentuk kondisi kebingungan peran (role confusion). Role confusion ini sering dinyatakan dalam bentuk negativisme seperti, menentang dan perasaan tidak percaya akan kemampuan diri sendiri. Negativisme ini merupakan suatu cara untuk mengekspresikan kemarahan akibat perasaan diri yang tidak adekuat akibat dari gangguan dalam proses pembentukan identitas diri di masa remaja ini.











BAB 9
Perubahan Hormonal Pertumbuhan Seks dan Perilaku Remaja

·         Perubahan Hormonal 
Perubahan Anatomi dan Hormonal pada Ibu HamilPerubahan antomi dan fisiologi pada perempuan yang sedang hamil biasanya terjadi setelahfertilisasi dan berlanjut selama kehamilan. Mayoritas perubahan yang terjadi dikarenakan respontubuh terhadap janin.
Adaptasi secara fisiologis maupun anatomis pada seorang ibu terjadi ketikaibu sedang hamil, keadaan ini bertujuan untuk. Menyuport bayi di dalam kandungan untuk hidup (dalam hal nutrisi, oksigen, dansebagainya) Menjaga bayi di dalam kandungan dari kelaparan, obat-obatan, dan toksin
Mempersiapkan uterus untuk proses kelahiran. Menjaga ibu dari kemungkinanan gagal kardiovaskular pada saat melahirkanUniknya, perubahan ini akan kembali seperti semula ketika keadaan sebelum hamil setelah prosespersalinan dan menyusui selesai. Perubahan anatomi dan fisiologis dapat terjadi di berbagai sistemtubuh perempuan yang hamil tersebut

Pertumbuhan seks remaja

Pertumbuhan Fisik
Masa remaja merupakan salah satu di antara dua masa rentangan kehidupan, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat.23 Remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik yang maksimal, ditandai dengan pertumbuhan alat – alat kelaminya yang mencapai kematangan. Secara anatomis berarti alat – alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya secara sempurna dan secara faal alat – alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula. Perubahan – perubahan fisik tersebut merupakan gejala primer dalam  pertumbuhan remaja. Di antara perubahan–perubahan fisik, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja dapat kita lihat dari urut- urutan perubahan fisik sebagai berikut:
Pada Anak Perempuan
Pertumbuhan tulang–tulang (badan menjadi tinggi, anggota–anggota badan menjadi panjang), pertumbuhan payudara, tumbuhbulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi keriting, menstruasi, tumbuh bulu – bulu ketiak

Pada Anak Laki – Laki
Pertumbuhan tulang – tulang, testis (buah pelir) membesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap, awal perubahan suara, ejakulasi (keluarnya air mani), bulu kemaluan menjadi kering, pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya, tumbuh rambut – rambut halus di wajah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak, akhir perubahan suara, rambut–rambut di wajah bertambah tebal dan gelap. tumbuh bulu di dada.
Pertumbuhan fisik secara cepat nampak jelas pada ketinggian badan, tubuhnya terkesan tinggi kurus, sedangkan berat badannya baru bertambah beberapa waktu kemudian. Dalam hal ini pertumbuhanfisik, pada umumnya wanita lebih cepat dari pada laki–laki, sehingga remaja perempuan tampak lebih tinggi dan besar daripada teman pria seusianya. Pertumbuhan masing-masing anggota tubuh pada remaja tidak serentak, misalnya kaki dan tangan tumbuh lebih cepat daripada bagian tubuh lainnya. Hidung juga lebih cepat membesar dibandingkan dengan muka secara keseluruhan, pertumbuhan fisik yang tidak serantak itu, pada umumnya menimbulkan akibat yang tidak menyenangkan bagi remaja itu sendiri. Sehingga tidaklah heran jika anak–anak remaja sibuk memperlihatkan dirinya, mereka rela menghabiskan waktu berjam–jam di kamar mandi dengan pintu  terkunci atau berlama–lama berdiri di depan kaca untuk memeriksa dengan seksama seluruh gejala yang timbul. Semua remaja mengalami perkembangan tinggi badan yang pesat, yang segera akan diikuti dengan tumbuhnya bulu – bulu di ketiak dan di kemaluan.

BAB 10
Pola Pergaulan Hidup Sehat dan Tidak Sehat Serta Akibatnya (kebiasaan merokok konsumsi alcohol narkotika dan obat-obatan)

Pola hidup sehat dan tidak sehat

Tujuan kita menerapkan pola hidup sehat tentunya untuk menjaga kesehatan tubuh dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.Tapi ternyata dengan menjalankan pola hidup sehat kita tidak hanya akan mendapatkan kesehatan jasmani kita juga mendapatkan bonus kesehatan rohani yang stabil. Disamping itu dengan menerapkan gaya hidup sehat tidak makan daging, sama artinya kita mengurangi efek global warming. Berikut adalah keuntungan yang kita dapat dari menjalankan pola hidup sehat,baik secara fisik mau pun mental. Keuntungan Hidup Sehat Keuntungan umum yang bisa kita dapatkan dari menjalankan pola hidup sehat antara lain adalah :Badan terasa lebih sehat dan segar tos kerja yang baik Kualitas tidur yang baik Pola pikir yang lebih positif Penampilan badan yang lebih segar Mempertahankan fleksibelitas tubuh Meningkatkan daya jangkau gerakan tubuh Interaksi sosial yang lebih baik Dapat tidur dengan nyenyak Dapat bekerja lebih maksimal serta meningkatkan kinerja\ Dapat belajar dengan baik Berpikiran positif dan sehat Merasa damai, nyaman dan tentram Memiliki penampilan yang sehat Mendapatkan kehidupan dan interaksi sosial yang baik Lebih percaya diri Menghemat pengeluaran untuk kesehatan Terhindar dari penyakit

Akibat konsumsi alcohol

Pola pengkonsumsian alkohol dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang memicu seorang remaja mengkonsumsi alkohol, diantaranya: 
(1)Faktor Keluarga;
(2) Faktor Lingkungan;
(3 Faktor pengelolaan stress yang dialamin remaja;
(4) Penyalahgunaan teknologi. Faktor- faktor tersebut saling berkaitan dalam mempengaruhi pembentukan kepribadian seorang anak. 
Faktor tersebut yang bertanggung jawab dalam pembentukan pola atau karakter seorang adnak terutama dalam pergaulannya.

Menurut dr Ari Fahrial Syam, spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dampak buruk dari kebiasaan minum alkohol akan mengenai berbagai organ di dalam tubuh, mulai dari otak, mulut, saluran cerna, sampai ke usus besar.
Minum alkohol berlebihan biasanya menimbulkan reaksi kebingungan, melambatnya kemampuan bereaksi, kaburnya penglihatan, hingga hilangnya konsentrasi dan koordinasi otot, yang kesemuanya dapat membuat seseorang cedera atau mengalami kecelakaan fatal. Selain itu, penggunaan alkohol dalam waktu singkat dan berlebihan bisa menyebabkan terjadinya keracunan alkohol atau intoksikasi alkohol yang bisa membahayakan nyawa.

Akibat konsumsi narkotika

Kita tentunya prihatin dengan semakin banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba ini. Sasarannya sudah bukan lagi orang dewasa maupun remaja, tapi sudah merambah pada kalangan anak-anak (SD).
beberapa pola penyalahgunaan narkoba yang  perlu kita hindari.

1. Pola pemakaian coba-coba (eksperimental)
Pemakaian coba-coba ini dilakukan oleh seseorang yang sebelumnya belum pernah mengkonsumsi narkoba. Biasanya hal ini terjadi pada remaja, yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Tentunya, ketika pertama kali mencoba tidak langsung dengan dosis yang tinggi, alias dengan dosis kecil.  Namun, jika hal ini dibiarkan, maka akan sangat berbahaya, karena bisa berefek pada ketergantungan.
2.  Pola pemakaian sosial
Pola pemakaian narkoba untuk pergaulan (saat berkumpul atau pada acara terntentu). Biasanya hal ini terjadi karena ingin diakui/diterima oleh kelompoknya. Mula-mula narkoba diperoleh secara gratis atau dibeli dengan harga murah. Namun, lama-lama jika si penderita sudah mulai ketergantungan, tentunya harga akan naik berlipat-lipat.
3. Pola pemakaian situasional
Pola pemakaian karena situasi tertentu, misalnya kesepian atau stress. Pemakaian narkoba ini dianggap sebagai cara untuk mengatasi masalah. Pada tahap ini pemakai berusaha memperolah narkoba secara aktif.
4.  Pola habituasi (kebiasaan)
Pola ini untuk yang telah mencapai tahap pemakaian teratur (sering), disebut juga penyalahgunaan narkoba. Terjadi perubahan pada faal tubu dan gaya hidup. Teman lama berganti dengan teman pecandu. Ia menjadi sensitif, mudah tersinggung, pemarah, dan sulit tidur atau berkosentrasi. Sebab narkoba mulai menjadi bagian dari kehidupannya. Minat dan cita-citanya semula hilang. Kalau sekolah sering membolos dan prestasi sekolahnya menjadi merosot. Lebih suka menyendiri daripada berkumpul bersama keluarga.
5. Pola ketergantungan
Ini adalah tingkatan yang sangat berbahaya. Si pemakai akan selalu berupaya memperoleh narkoba dengan cara apapun tidak peduli cara yang digunkannya itu baik atau buruk. Berbohong, menipu, mencuri, dan tindakan kriminal lainnya bisa saja ia lakukan, asal ia bisa mendapatkan obat terlarang itu. Pengguna sudah tidak dapat lagi mengontrol penggunaan narkoba. Narkoba telah menjadi pusat kehidupannya. Hubungan dengan keluarga, teman-temannya menjadi rusak berantakan.

-Akibat kebiasaan merokok

nah ini special for smoker jdi ini faktor kecanduan merokok Kecanduan rokok atau bisa disebut kecanduan nikotin yang terdapat dalam rokok, memiliki banyak faktor penyebab. Jika anda memiliki keinginan untuk menghentikan kebiasaan merokok, anda perlu mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab kecanduan rokok. Berdasarkan hasil survey, faktor-faktor penyebab kecanduan rokok meliputi :

Faktor Sosial
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar, baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya. Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk mencari jati diri mereka. Dengan melihat apa yang dilakukan orang lain dan kadang kala mencoba untuk meniru apa yang dilakukan orang lain. Hal itu merupakan suatu proses yang terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani hidup bersosial. Namun sangat disayangkan, tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang ditiru melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan merokok.













DAFTAR PUSTAKA
2009/08/31/konsep-sehat-sakit/